Kamis, 10 Desember 2015

Exo "sing for you"

gara gara ngefans sama salah satu member exo do kyungsoo. rela relain habisin paketan data demi streaming live comebackstagenya mereka. Setelah sejam nonton, yang ditungguin cuma ngomong tiga patah kalimat.. Huaaa... Agak kzl kzl gimana gitu :( :( #emang dianya aja sih yg gk banyak omongnya. But So far lagunya enak di dengerin. Gaya gue banget agak agak slow gitu. Hehehe
Nih aku recom lagunya yang enak menurut versi gue.
1. Girl x friend
2. Sing for you
3. Unfair
4. On the snow

You can watch videos on V. http://www.vlive.tv/video/3827

Jumat, 23 Oktober 2015

Jika waktumu saja yang berhenti

Bagaimana jika waktumu berhenti, langkahmu macet ditempat, tubuhmu kaku tak bergerak otakmu layu tak bersahabat dan didukung seluruh tubuhmu yang matisuri acuh tak acuh terhadap tuannya. Hanya hatimu yang merespon jiwamu. Sedangkan yang lain memboikot melakukan kehendaknya sendiri. Hatimu menjerit kenapa kita berhenti di sini?? Ayo lari kejar detik, menit dan jam yang terus melesat di depan kita. Namun kaki tak mau mendengar dia terlalu asik dengan lantai dingin yang terus memikat kaki agar tak beranjak. Hati memohon kepada telinga, mulut dan tangan tapi serempak mereka menolak dengan ketusnya. Hati terus meronta memaksa otak untuk membujuk anggota badan lainnya tapi sungguh disayangkan si otak sedang berseteru dengan hati yang selalu memerintah. Hati mengeluh kepada mata berharap mata akan bersimpati dan setidaknya air mata jatuh memebelanya, tapi ternyata sang hati terlalu berharap lebih, jangankan air mata yang keluar untuk berkedippun kelopak mata ogah melakukannya. Sang hati mengeluh kepada jiwa, siapa aku ini? Kenapa tidak ada yang mendengarkanku? Kenapa tidak ada yang memahami. Kenapa aku merasa bukan pada tempatnya? Mengapa waktuku berhenti sedangkan waktu orang lain terus berlari?? Aku tertinggal di belakang, tertinggal sangat di belakang bahkan jauh dibelakangnya bayang bayang. Apa yang harus aku lakukan?? Si hati terus menjerit menunggu sampai kapan dia dimengerti oleh yang lain. Hati lelah, frustasi, marah, bingung tapi tak ada yang dapat dia lakukan.

Sabtu, 26 September 2015

Aku juga tak bermimpi seperti ini

Deadline, target, pencapaian, sukses,  siapa yang mengira aku berakhir seperti ini? Rencana yang kususun matang sebelumnya tiba tiba hancur tanpa aku sadar kapan dan apa penyebabnya. Aku tak pernah bermimpi menghadapi hidup seperti ini. Untuk menatap esok bahkan aku tak berani, aku terkurung dalam ketakutan yang ku ciptakan sendiri. Aku sudah lupa berapa kali kata menyesal telah aku ucapkan, dan aku lupa berapa kali aku akan menyerah saat aku gagal. Otak dan naluriku berseteru, hati dan tubuhku berlari menolak kemauanku. Mungkin aku yang terlalu penggerutu, atau aku terlalu banyak mengeluh, bisa juga aku tak mencintai hidupku atau kurang mensyukuri nikmatku. Astaghfirullah.. Mungkin itulah masalahku, aku terlalu takut terhadap penilaian orang padahal kemampuanku (aku yakin) lebih baik dari apa yang aku takutkan. Aku berharap ada sesuatu yang membangkitkanku, membangunkanku dari ilusi yang bahkan aku tak tau kapan ku memulainya. Tak masalah berapa kali aku jatuh, tapi kumohon berikanku kekuatan untukku melompat saat ku terjatuh.

Selasa, 01 September 2015

To my friend

Aku tak pernah menghitung seberapa sering kamu mengiburku disaat dukaku ataupun seberapa sering kehadiranmu disaat sukaku. Selalu bersama saat suka maupun duka, aku tak pernah mempersalahkan itu.  Tapi aku tersadar ketika ku tau bahwa selama ini kau sedang menghitung apa yang pernah aku berikan. Mungkin aku tak pernah hadir saat kau membutuhkanku, atau mungkin aku pergi menjauh di saat kau mengharapkanku. Ku akui aku salah tak pernah menghitung seberapa baiknya kamu padaku dan seberapa buruknya aku padamu. Mungkin aku salah yg tak pernah peka disaat kau memanggilku. Kita berada di dalam sebuah lingkaran saat ku menuju puncak aku lupa ada kau dibelakang menyorakkan semangat padaku. Aku terlalu fokus menatap kedepan tanpa sadar kau di belakang berusaha keras mendukungku dengan cara yang tak pernah ku tau. Kini aku sudah berada di bawah dan kau yang berada di posisi atas. Aaa... Aku tau sekarang apa yang kau rasakan saat itu. Maaf aku baru menyadari sakitnya dirimu pada saat itu, maaf aku yang tak peka dengan pengharapanmu. Iya aku sekarang sadar aku salah terhadapmu. Tapi kawanku ada satu hal yang tak bisa ku berikan padamu. Aku ini hanya orang bodoh yang tidak bisa dan tidak akan mau menghitung kebaikan dan keburukan baik yang aku lakukan maupun yang kau berikan. Kawan biarkan tuhan yang menjadi penilainya karena nuraniku mungkin tak sebesar egoku. Maaf atas kesalahanku, dan terima kasih atas kebaikanmu. Aku akan menjadi diriku yang seperti ini, jika aku salah tegur aku, jika butuh bantuan bilang padaku, aku bukan orang yang peka terhadap sesuatu, aku cuek dan itu adalah aku. Jika kau sudah selesai menghitung dan ternyata kehadiranku lebih sering menyakitimu tinggalkan saja aku. Tapi sampai kapanpun kau kan tetap kawanku.

Senin, 31 Agustus 2015

Merindukan Angin yang berlalu

Aku terobsesi memiliki angin disisiku. Mengalir, berhembus sejuk menerobos celah celah hati yg dingin.
Aku semakin terobsesi oleh angin yg mengusik tidurku. Bergelanyut dalam setiap untai mimpi yang aku miliki
Aku merasakan angin berlalu, tapi aku tak dapat melihat dia menyapaku
Aku mendengar angin melewatiku tapi aku tak tau dalam bentuk apa dia menemuiku.
Angin tanpa ku sadar aku merindukanmu,

Kamis, 02 Juli 2015

Rumah Nenek

Sewaktu aku kecil, sekitar masih SD sering kali di sekolah mendapat tugas mengarang bebas. Dan sebagian besar teman temanku mengarang tentang berlibur ke rumah nenek. Bukan tanpa alasan juga mereka memilih tema itu karna memang hampir di seluruh buku LKS bahasa indonesia. Cerita tentang rumah nenek tak pernah ketinggalan untuk di baca. Banyak yang bercerita tentang serunya berlibur ke rumah nenek yang menurutku sangat seru jika di lakukan. Akupun juga begitu, aku juga punya nenek (ya pastilah) tapi hanya seorang nenek dari sisi ayah yang rumahnya tak jauh dari rumahku. Desa sebelah tepatnya setelah melewati persawahan, perkampungan, sungai dan jalan besar sampailah ke rumah nenekku yang mungil dan asri. Aku ingat nenek memiliki kucing yang sangat beliau sayangi namanya brando. Kucing inilah yang selalu menemani nenek kemanapun nenek pergi. Du depan rumah nenek ada pekarangan kecil yang do tanami berbagai jenis bunga bungaan. Bunga dahlia, mawar, krisan, sepatu, pacar air, cocor bebek, air mancur sampai bunga yang aku tak tau namanya. Jika bunga itu bermekaran semau sungguh elok di pandang mata. Tak jauh dari taman bunga mini tersebut ditanami berbagai macam obat obat tradisional mulai dari kencur, kunyit, jahe, dan tanaman tanaman lain yang tak kutau namanya. Dan yang paling ku suka dari rumah nenek adalah pohon jambu yang mengitari rumahnya. Setidakanya ada 4 pohon jambu dengan jenis yang berbeda di sekitar rumah nenek. Jika musim buah tiba, akulah orang pertama yang akan memanennya. Nenek tidak memiliki toilet jadi jika berkunjung ke rumah nenek dan kebelet maka harus ke belakang rumah tepatnya di sungai kecil do pinggir sawah. Ahh sungguh kenangan yang tak terlupakan. Tapi sekarang hal itu sudah tinggal kenangan saja. Pada 31 juli 2010 nenek pergi meninggalkan kami. Dan nenek dari pihak ibu juga meninggalkan kamu beberapa hari sebelumnya. Yaitu pada tanggal 5 juli 2010. Sekarang yang ku punya tinggal satu satunya kakek dari pihak ibu yang tinggal nan jauh di mata di pulau buru ( pasti banyak yg gak tau di mana? Cari di peta pulau kecil tetangganya pulau ambon dan kawan kawan) aku hanya sekali melihat beliau selama ini. Hmmmm cukup membuatku iri dan kesepian karna kekurangan kasih sayang dari nenek dan kakek. Hiksss..
Tapi kemarin aku baru saja di ajak menginap di rumah nenek salah satu temen kuliahku Di daerah ambulu jember. Sosok nenek temanku ini menurutku bener bener real life dari nenek di cerita cerita yang pernah ku baca waktu SD. Keluarganya banyak, sehingga waktu lebaran rumahnya yang segede gudang tak mampu memuat seluruha anggota keluarga. Beda dengan keluragaku yang merupakan potret kelurga mini hahaha. Rumah neneknya temenku memiliki pekarangan yang luas kira kira 15x10 meter persegi. Dengan dikelilingi pagar tembok setinggi satu meter di sekeliling rumahnya. Di samping rumah di tumbuhi 15 pohon kelapa yang berdiri sajajar, menambah sosok cantik rumah nenek yang megah. Rumah neneknya temanku benar benar rumah model jaman dulu. Rumah berbentuk joglo dengan ruang tamu yang sangat luas. Di ruang tamu terdapat tiga kamar di sisi kiri ruangan. Ruangan kedua sepertinya ruang keluarga yang cukup luas dengan 4 kamar di sisi belakang dan kiri ruangan tersebut. Kanan ruangan keluarga langsung terhubung dengan dapur yang tak kalah super luas lagi. Dan di belakang rumah sumur dan kamar mandi terletak di luar ruangan. Jika di lihat lihat hampir seluruh rumah di lingkungan tersebut memiliki model yang sama satu sama lain. Hanya beberapa rumah sudah di rubah menjadi rumah model saat ini. Sempat ku berfikir... Mungkin rumah seperti ini menjadi tren dan sangat keren di tahun 1960.an. Secara keseluruhan aku sangat suka suasana rumah tersebut kecuali satu hal. Yaitu lukisan yang terbuat dari anyaman kain. Entahlah aku takut kalau liat itu. Rasanya itu adalah sebuah saksi kesedihan dan kesepian dari seorang nenek yang di tinggalkan oleh anak anaknya. Yaeeelahh.. (Alasan yang terlalu di buat buat. Hahahh).

Senin, 22 Juni 2015

?

Hanya kecewa pada diri sendiri kenapa harus banyak penyesalan yang sering terucap? Dan kenapa hanya ketidakmampuan yg jadi penghalang? Dan kenapa mengeluh jadi pilihan dari semua pilihan? Kenapa aku tidak berjuang? Mengapa? Mengapa? Mengapa?