Sewaktu aku kecil, sekitar masih SD sering kali di sekolah mendapat tugas mengarang bebas. Dan sebagian besar teman temanku mengarang tentang berlibur ke rumah nenek. Bukan tanpa alasan juga mereka memilih tema itu karna memang hampir di seluruh buku LKS bahasa indonesia. Cerita tentang rumah nenek tak pernah ketinggalan untuk di baca. Banyak yang bercerita tentang serunya berlibur ke rumah nenek yang menurutku sangat seru jika di lakukan. Akupun juga begitu, aku juga punya nenek (ya pastilah) tapi hanya seorang nenek dari sisi ayah yang rumahnya tak jauh dari rumahku. Desa sebelah tepatnya setelah melewati persawahan, perkampungan, sungai dan jalan besar sampailah ke rumah nenekku yang mungil dan asri. Aku ingat nenek memiliki kucing yang sangat beliau sayangi namanya brando. Kucing inilah yang selalu menemani nenek kemanapun nenek pergi. Du depan rumah nenek ada pekarangan kecil yang do tanami berbagai jenis bunga bungaan. Bunga dahlia, mawar, krisan, sepatu, pacar air, cocor bebek, air mancur sampai bunga yang aku tak tau namanya. Jika bunga itu bermekaran semau sungguh elok di pandang mata. Tak jauh dari taman bunga mini tersebut ditanami berbagai macam obat obat tradisional mulai dari kencur, kunyit, jahe, dan tanaman tanaman lain yang tak kutau namanya. Dan yang paling ku suka dari rumah nenek adalah pohon jambu yang mengitari rumahnya. Setidakanya ada 4 pohon jambu dengan jenis yang berbeda di sekitar rumah nenek. Jika musim buah tiba, akulah orang pertama yang akan memanennya. Nenek tidak memiliki toilet jadi jika berkunjung ke rumah nenek dan kebelet maka harus ke belakang rumah tepatnya di sungai kecil do pinggir sawah. Ahh sungguh kenangan yang tak terlupakan. Tapi sekarang hal itu sudah tinggal kenangan saja. Pada 31 juli 2010 nenek pergi meninggalkan kami. Dan nenek dari pihak ibu juga meninggalkan kamu beberapa hari sebelumnya. Yaitu pada tanggal 5 juli 2010. Sekarang yang ku punya tinggal satu satunya kakek dari pihak ibu yang tinggal nan jauh di mata di pulau buru ( pasti banyak yg gak tau di mana? Cari di peta pulau kecil tetangganya pulau ambon dan kawan kawan) aku hanya sekali melihat beliau selama ini. Hmmmm cukup membuatku iri dan kesepian karna kekurangan kasih sayang dari nenek dan kakek. Hiksss..
Tapi kemarin aku baru saja di ajak menginap di rumah nenek salah satu temen kuliahku Di daerah ambulu jember. Sosok nenek temanku ini menurutku bener bener real life dari nenek di cerita cerita yang pernah ku baca waktu SD. Keluarganya banyak, sehingga waktu lebaran rumahnya yang segede gudang tak mampu memuat seluruha anggota keluarga. Beda dengan keluragaku yang merupakan potret kelurga mini hahaha. Rumah neneknya temenku memiliki pekarangan yang luas kira kira 15x10 meter persegi. Dengan dikelilingi pagar tembok setinggi satu meter di sekeliling rumahnya. Di samping rumah di tumbuhi 15 pohon kelapa yang berdiri sajajar, menambah sosok cantik rumah nenek yang megah. Rumah neneknya temanku benar benar rumah model jaman dulu. Rumah berbentuk joglo dengan ruang tamu yang sangat luas. Di ruang tamu terdapat tiga kamar di sisi kiri ruangan. Ruangan kedua sepertinya ruang keluarga yang cukup luas dengan 4 kamar di sisi belakang dan kiri ruangan tersebut. Kanan ruangan keluarga langsung terhubung dengan dapur yang tak kalah super luas lagi. Dan di belakang rumah sumur dan kamar mandi terletak di luar ruangan. Jika di lihat lihat hampir seluruh rumah di lingkungan tersebut memiliki model yang sama satu sama lain. Hanya beberapa rumah sudah di rubah menjadi rumah model saat ini. Sempat ku berfikir... Mungkin rumah seperti ini menjadi tren dan sangat keren di tahun 1960.an. Secara keseluruhan aku sangat suka suasana rumah tersebut kecuali satu hal. Yaitu lukisan yang terbuat dari anyaman kain. Entahlah aku takut kalau liat itu. Rasanya itu adalah sebuah saksi kesedihan dan kesepian dari seorang nenek yang di tinggalkan oleh anak anaknya. Yaeeelahh.. (Alasan yang terlalu di buat buat. Hahahh).